Kopisruput – Sampeyan pernah dengar istilah terapi dengan metode chiropractic? Atau mungkin sudah pernah mencobanya…?? Beberapa waktu belakangan ini istilah Chiropractic banyak di bicarakan di media media sosial. Bukan karena tergolong terapi baru, melainkan kasus tragis meninggalnya seorang pasien setelah melakukan Chiropractic ini….
Terapi Chiropractic sudah lama diperkenalkan di Amerika Serikat sejak tahun 1895 oleh Daniel David Palmer. Terapi ini menjadi terapi andalan bagi mereka yang mengalami gangguan tulang punggung, dan leher pada waktu itu. Kata chiropractic sendiri berasal dari bahasa Yunani yang bisa diartikan sebagai “dilakukan dengan tangan“. Karena dalam praktiknya pengobatan ini kebanyakan hanya menggunakan sentuhan tangan saja meskipun dalam praktik biasanya ada yang menggunakan instrumen kesehatan lainnya. Teknik pengobatannya mirip seperti pijat, dengan penekanan pada titik titik yang tidak beres, dan mengembalikan seperti semula.
Dijelaskan oleh dr Mahdian Nur Nasution, spesialis bedah saraf, metode chiropractic bertujuan untuk memperbaiki susunan tulang belakang yang salah.
Teknik chiropractic sebagian besar memang ditujukan untuk mengobati masalah nyeri tulang belakang, gangguan di leher, bahu, atau lengan. Tetapi beberapa chiropractor mengklaim terapi ini bisa dipakai untuk masalah kesehatan secara umum seperti kolik, asma, dan bayi yang sering menangis.
Metode ini dianggap lebih “aman” karena tidak menggunakan obat-obatan dan alat apa pun. Kendati demikian, chirocpractic juga memiliki sisi negatif. Dalam sebuah artikel di The Guardian, Edzard Ernst, profesor pengobatan komplementer di Peninsula Medical School mengatakan bahwa sekitar 50 persen pasien yang menjalani chiropractic, mengeluhkan efek samping nyeri di lokasi yang dimanipulasi yang bertahan sampai lebih dari satu hari.
“Selain efek samping tersebut, kami mempunyai sekitar 500-700 kasus komplikasi berat yang dilaporkan,” kata Ernst yang mengumpulkan data 60 percobaan acak terapi chiropractic antara Januari 2000 – Juli 2011.
Gerakan chiropractic yang ekstrem di leher bisa menyebabkan pembuluh arteri hancur dan menyebabkan stroke. Bahkan, beberapa ahli saraf melihat stroke dan hal itu terkait dengan chiropractic. Sayangnya, hampir sebagian besar kasus tidak dilaporkan.
Di Indonesia sendiri sudah ada kasusnya yang menimpa Allya Siska Nadya, putri bungsu Alfian Helmy Hasjim, mantan Vice President Communication PT PLN (Persero). Karena setelah menjalani terapi chiropractic dia mengalami pecah pembuluh darah di leher dan akhirnya meninggal dunia. Setelah di selidiki, ternyata chiropractor yang menanganinya ternyata tidak memiliki ijin praktek…Nah.
Tentunya ini akan menjadi pembelajaran bagi kita untuk lebih berhati hati dalam memilih metode pengobatan. Selain itu kita juga harus memastikan bahwa yang menangani sudah memiliki keahlian dan kompetensi di bidang pengobatannya.
Semoga berguna.
Sumber: huntnews.id